Program donasi BUKU SAHABAT ANAK melalui rekening Bank BRI Unit Sumur Batu Kemayoran No. Rekening 0785-01-000864-50-7 An. Teguh Iman Santoso

Jumat, 18 Februari 2011

Menyemai Kasih Lewat Taman Bacaan Anak

MEMBACA adalah jendela dunia, buku adalah kunci peradaban, dan pengetahuan yang tanpa batas akan melewati hambatan perbedaan sosiaf, struktur agama, ekonomi, dan negara. Banyak cara dilakukan orang untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap sesama.

Entah itu sumbangan berbentuk uang, makanan ataupun pakaian, Namun Yasmine Yuliantina Yessy Gasman mempunyai cara tersendiri membagi kasih dengan kaurn dhuafa. Taman Bacaan Anak (TBA) menjadi pilihannya untuk membantu generasi muda mewujudkan impian mereka.

Taman Bacaan Anak didirikan oleh Yessy pertama kali tanggal 4 Desember 1999, dengan nama Taman Bacaan "Namira" di Gang Porti, kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan. Latar belakang didirikannya TBA, menurut Yessy, adalah memberikan sumber bacaan bermutu secara gratis untuk anak-anak dari keluarga ekonomi lemah.

Diharapkan taman bacaan tersebut dapat membantu mereka dalam rangka menambah ilmu pengetahuan, pengembangan daya imajinasi dan kreativitas, pencerahan diri, serta pembentukan karakter dengan moralitas yang terpuji sejak dini.Berbeda dengan taman bacaan lain, TBA yang berada di bawah Yayasan Bunda Yessy ini dibangun di perkampungan padat penduduk dimana kurang cahaya matahari dan sirkulasi udara, di gang sempit, kadang dilanda banjir, dekat kandang ayam, dan di lingkungan yang tidak ada lagi tempat bermain anak.

"Ibaratnya seperti madu di dalam goa yang gelap. Untuk merangkul mereka kita buat berbagai acara dan pertandingan," ujar ibu dari Javan dan Cherro yang memiliki suara lembut ini.Pada awal berdirinya, taman bacaan tidak saja disambut gembira oleh anak-anak tetapi juga para ibu.

Dalam perjalanan selanjutnya tarnan bacaan tidak hanya menjadi sarana mcmbaca, tetapi juga memotivasi anak dan lingkungan sekitar TBA untuk dapat mengembangkan bakat dan minat, serta kemampuan diri mereka.

Menurut Yessy, sebagai langkah awal untuk menumbuhkan minat baca sebaiknya dimulai dengan menciptakan kebiasaan membaca dan mendirikan sudut-sudut baca di dalam rumah kita sendiri. Sehingga setiap anggota keluarga mudah mengaksesnya, dan membaca buku menjadi suatu kebutuhan.

Sampai saat ini TBA yang didirikan Yessy tersebar di 36 lokasi, baik Jakarta, Tangerang, Depok dan Bogor. Di samping mengelola sendiri beberapa TBA, Yayasan Bunda Yessy juga menjalin kerjasama dengan Taman Bacaan di luar Jakarta seperti di Banten, Garut, Bandung, Sukoharjo, Pemalang, Semarang, Pekalonan, Wonosobo, Sukabumi, Pulau Seribu, Brebes, Surakarta, Lamongan, Flores, Lampung: Makassar, NTT, Medan, Buleleng, Merauke, Balikpapan, Pontianak, dan Sarnarinda.

Ketika merintis TBA, Yessy tidak segan-segan turun ke lokasi yang sulit dijangkau. Bahkan naik turun gunung, dan tidak ada alat komunikasi. Semua itu bagi Yessy adalah perjuangan untuk mendapatkan hasil yang menggembirakan di kemudian hari. Terbukti kini TBA yang didirikan Yessi telah mendapatkan banyak bantuan, baik dari rekan-rekan sesama artis, beberapa penerbit buku dan pihak bank. Padahal awalnya TBA hanya bermodalkan buku-buku bekas milik kedua anak Yessy.

Berkat kiprahnya mendirikan TBA, pada tahun 2003, Yessy memperoleh penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional sebagai pendidik masyarakat kategori guru nonformal. Dia juga mendapatkan penghargaan dari Penerbit Mizan atas jasanya meluaskan budaya baca bagi masyarakat kecil.Senang Membaca Sejak KecilMelihat kondisi negara yang tengah dilanda krisis moneter, di mana harga semua bahan pokok melonjak, dan penerbit mulai banyak yang gulung tikar, hati Yessy tergugah untuk memberikan sesuatu yang berarti.

Tak terbayangkan apa jadinya suatu bangsa jika anak-anak yang akan menjadi generasi penerus tidak mendapatkan kesempatan mengenal pengetahuan alam, dan berbagai ilmu karena mahalnya harga buku. Sejak kecil dirinya sudah terbiasa hidup dengan buku, apalagi ketika ia bersekolah di Amerika Serikat. Kebiasaan tersebut semakin berkualitas setelah Yessy yang di dalam tubuhnya mengalir darah carnpuran Cina, Jerman, Jakarta, Jawa dan Madura ini dimanja dengan segala kelengkapan fasilitas perpustakaan umum dan kampus yang rnendukung.

Yessy pun betah berjam-jam berada di sana."Sebetulnya membaca tidaklah memerlukan waktu atau tempat khusus. Kita dapat melakukannya di mana dan kapan saja, bahkan pada saat-saat luang. Serta menjadikannya sebagai kebiasaan atau gaya hidup keluarga kita, Alangkah mudah pelaksanaannya bila sarana atau sumbor bacaan dapat tersedia di segala sudut lingkungan sehari-hari kita baik di rumah kendaraan maupun ruang kerja," ujar Yessy yang mendapatkan gelar Bachelor of Art di bidang Management dari Universitas San Franscisco.

Bagi Yessy, pendidikan dan pengetahuan adalah suatu kebutuhan manusia yang sama pentingnya dengan sandang, pangan, dan papan. Manusia yang hidup tetapi tanpa diisi dengan pendidikan dan pengetahuan yang cukup akan menjadi korban kebodohannya. Jika pendidikan diperoleh di bangku sekolah maka pengetahuan di dapat dengan membaca.

Di TBA selain kegiatan membaca, ada juga kegiatan lain seperti pesantren kilat, pelatihan melukis, pelatihan musik, dan pelatihan membuat karya sastra. Acara-acara yang telah dilaksanakan oleh anak-anak anggota taman bacaan mendorong pengelola TBA untuk membentuk sanggar.

Dari sanggar ini kemudian lahir berbagai kegiatan seperti pementasan drama tari dan nyanyi, serta pembacaan puisi,"Hidup ini suatu perjalanan yang sangat indah jika dihayati dengan ikhlas sebagai prajurit Allah yang kembali kepada Sumber Cahaya." Inilah moto hidup Yessy yang akan menyertainya untuk terus nengembangkan Taman Bacaan Anak.
Sumber : Amanah Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar