Program donasi BUKU SAHABAT ANAK melalui rekening Bank BRI Unit Sumur Batu Kemayoran No. Rekening 0785-01-000864-50-7 An. Teguh Iman Santoso

Jumat, 04 November 2011

BIMBINGAN TEKNIS PENGELOLA TAMAN BACAAN

Banyak yang menarik dari kegiatan ini dan kemudian memacu kembali semangat para pengelola Taman Bacaan Masyarakat yang hadir pada Bimbingan Teknis bagi pengelola Taman Bacaan Masyarakat se Kota Administrasi Jakarta Utara (termasuk diantaranya saya pengelola Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu)  pada tanggal 25 sampai dengan 27 Oktober 2011.  Bimtek yang diselenggarakan oleh Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Administrasi Jakarta Utara ini dilaksanakan untuk membekali kepada pengelola Taman Bacaan Masyarakat tentang tata cara kelola TBM agar menarik minat masyarakat untuk datang dan tentu saja membaca koleksi buku di TBM, mengelola bahan pustaka melalui klasifikasi menurut subjek buku, tips-tips mengisi kegiatan TBM yang tidak hanya diisi dengan kegiatan baca di tempat atau menyewakan buku bacaan.

Dari Bimtek inilah kemudian para pengelola TBM saling berbagi informasi dan kendala yang dihadapi masing-masing TBM dalam menjalankan aktifitasnya.  Alhamdulillah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Administrasi Jakarta Utara dapat memahami dan mencoba mengakomodasi keinginan dan harapan pengelola TBM, diantaranya dengan menyiapkan program paket buku bagi TBM untuk meminjam paket buku sebanyak maksimal 200 buku untuk dikelola TBM sehingga dapat menjadi bahan bacaan pengunjung di masing-masing TBM dengan jangka waktu peminjaman selama 3 bulan, mengkomunikasikan kepada stakeholder yang ada di wilayah Kota Adm. Jakarta Utara, untuk kiranya dapat membantu penyediaan sarana dan prasarana bagi masing-masing TBM.

Kiranya sama seperti yang diharapkan para pengelola TBM lainnya yang hadir pada Bimteks tersebut, saya memberikan apresiasi kepada Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Adm. Jakarta Utara atas kegiatan Bimtek ini serta dapat menyokong sepenuhnya kepada  TBM agar tetap eksis di tengah-tengah masyarakat.   Apalagi seperti saya yang mengelola Taman Bacaan dengan segmentasi pembaca anak-anak sangat membutuhkan penambahan judul buku, menyediakan sarana multi media dan gerobak buku sebagai perpustakaan keliling menjadi kebutuhan mendesak dalam melayani mereka.

Selasa, 27 September 2011

Cepat dan Efektif Mengajarkan Membaca Anak dengan Metode SILABEL


Kita tahu mengajarkan membaca kepada anak tidaklah mudah. Perlu kerja keras dan kemauan yang tinggi. Belum lagi jika anaknya agak sulit dirahkan untuk belajar karena dunia anak-anak adalah dunia bermain.
Oleh sebab itu, maka orang tua atau guru harus sepintar mungkin memutar otak bagaimana agar anak mau belajar membaca dan mencari metode yang menyenangkan untuk anak.
Nah, salah satu metode belajar membaca yang bisa digunakan adalah metode Silabel atau belajar membaca berdasarkan suku kata.
Ada beberapa langkah dalam metode silabel ini:
1. Pengenalan huruf dan penguasaan vocal
Langkah pertama perkenalkan huruf-huruf alfabet secara sepintas dari A-Z.
Kemudian ajarkan anak menguasai huruf-hruf vokal a, i, u, e, o. lakukan dari berurutan lalu diacak. Anak harus sampai benar-benar hafal.

2. Latihan membaca suku kata dari huruf p, b, t, d, m, n.
Menguasai konsonan p, b, t, d, m, n saja dan sekaligus 5 mcam suku kata terbuka sesuai voal sesudahnya
Contoh :
Suku kata : pa pi p pe po
pa pi bi bi
Kata : a pi api
Kalimat : mama dedi

3. Latihan membaca suku kata dari huruf r, l, c, j, k, g.
Menguasai konsonan r, l, c, j, k, g saja dan sekaligus 5 macam suku kata terbuka sesuai voal sesudahnya
Contoh :
Suku kata : ra ri ru re ro
ka ki kaki
Kata : ku ku kuku
Kalimat : kuku kaki

4. Latihan Membaca kalimat dan wacana singkat
Contoh : Itu roti
Cica cucu papa

5. Latihan membaca suku kata dari huruf ng, ny, s, sy, z, f, v, y, w.
Contoh :
Suku kata : nga ngi ng nge ngo
Nya nyi nya wa
Kata : si nga singa
Kalimat : banyak singa

6. Latihan Membaca kata, kalimat, dan wacana.
Diluar langkah-langkah diatas,
hal paling penting keberhasilan metode ini adalah pembiasaan kepada anak dan seringnya latihan. Selain itu jangan paksa anak belajar jika moodnya sedang kurang baik…
Selamat mencoba… ^_^

Faktor Perkembangan Bahasa Anak


Dalam kehidupan perkembangan anak,banyak faktor yang dapat mempengaruhi jalannya perkembangan anak,mulai dari perkembangan tubuh anak hingga faktor perkembangan bahasa anak yang biasanya mengalami permasalahan atau kendala sehingga menjadikan anak mengalami keterlambatan komunikasi pada umumnya.

Factor perkembangan bahasa anak dapat di sebabkan oleh banyakfactor antaran lain yaitu :
  1. Faktor Kesehatan. Kesehatan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila pada usia dua tahun pertama, anak mengalami sakit terus-menerus, maka anak tersebut cenderung akan mengalami kelambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, untuk memelihara perkembangan bahasa anak secara normal, orangtua perlu memper hatikan kondisi kesehatan anak. Upaya yang dapat ditempuh adalah dengan cara memberikan ASI, makanan yang bergizi, memelihara kebersihan tubuh anak atau secara reguler memeriksakan anak ke dokter atau ke puskesmas.
  2. Inteligensi Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya. Anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai inteligensi normal atau di atas normal.
  3. Status Sosial Ekonorni Keluarga. Beberapa studi tentang hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasa dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik. Kondisi ini terjadi mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesempatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya (Hetzer & Reindorf dalam E. Hurlock. 1956).
  4. Jenis kelamin (Sex). Pada tahun pertama usia anak, tidak ada perbedaan dalam vokalisasi antara pria dengan wanita. Namun mulai usia dua tahun, anak wanita menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak pria.
  5. Hubungan Keluarga. Hubungan ini dimaknai sebagai proses pengalaman berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan keluarga, terutama dengan orangtua yang mengajar, melatih dan memberikan contoh berbahasa kepada anak.
Semoga dengan artikel faktor perkembangan bahasa anak di atas dapat menjadikan kita lebih tau akan permasalahan yang di hadapi oleh anak dalam kelangsungan perkembangannya dalam menuju kedewasaan.

Kamis, 23 Juni 2011

PROPOSAL PENGADAAN SARANA BACA DAN BUKU BACAAN BAGI TAMAN BACAAN ANAK GUDANG ILMU


Kurangnya minat dan budaya membaca saat ini menjadi sebuah keprihatinan yang cukup mendalam.  Kita sering membaca berbagai slogan berisi sanjungan kepada buku.  Memang, siapa pun tahu betapa buku amat sangat bermanfaat.  Sanjungan-sanjungan terhadap buku membuktikannya.
Namun sering dikeluhkan di berbagai kesempatan tentang rendahnya minat dan budaya baca pada anak-anak atau tentang buku yang bukan menjadi media dekat dengan anak-anak.   Ketimbang buku, anak-anak kita kebanyakan lebih menyukai media TV, videogame, internet atau HP.  Kalau toh membaca buku, yang disukai anak-anak adalah komik.

Berawal dari keprihatinan inilah sebuah gagasan terwujud untuk mendirikan sebuah taman bacaan.  Taman bacaan ini di beri nama “Gudang Ilmu”, sebuah nama yang unik mudah mudahan anak-anak tertarik.  Makna yang tersirat dari “Gudang Ilmu” adalah Taman Bacaan dengan buku-buku yang berkualitas tentu menjadi tempat (Gudang) sumber pengetahuan (Ilmu).  Ulasan lengkap klik pada blog kami di http://tbagudangilmu.blogspot.com .

Gagasan yang terwujud sudah barang tentu diiringi dengan kepedulian, jiwa kerelawanan, tulus dan ikhlas.  Kami tidak berpikir muluk akan sebesar apa nanti taman bacaan ini setelah berjalan.  Sudah tentu dengan mengukur antara kemampuan yang dimiliki dengan cita-cita yang mau diwujudkan.  Kami tidak mungkin membandingkan Taman Bacaan Gudang Ilmu dengan Perpustakaan Besar, karena ini bisa memperlebar kesenjangan antara keinginan dan kemampuan.  Saat ini kami hanya ingin Taman Bacaan Gudang Ilmu bisa dinikmati dan bermanfaat untuk anak-anak.
PROFILE TAMAN BACAAN ANAK
“GUDANG ILMU”

1.       Penanggung Jawab : Teguh Iman Santoso
2.       Alamat lokasi : Gg. Perjuangan II RT. 003/05 No. 37 Kel. Sunter Jaya, Kec. Tanjung Priok Kota Administrasi Jakarta Utara.
3.       Beroperasi sejak bulan Februari 2011, dengan jadwal buka : Setiap hari Minggu pukul 09.00 WIB s/d 14.00 WIB.
4.       Jenis perpustakaan : Perpustakaan dengan segmentasi pembaca anak-anak, usia 4 s/d 14 tahun, tanpa dipungut bayaran (Gratis) bergerak secara pribadi dibantu relawan.
5.       Jenis layanan : Baca buku di tempat, bermain sains, mengenal lingkungan hidup, Story Telling (mendongeng), Read Loud (membacakan buku), Bengkel Kreatif anak, kedepan kami ingin menambah satu layanan baru berupa layanan perpustakaan keliling menggunakan gerobak buku untuk menjangkau anak-anak lebih luas.
6.       Buku bacaan yang dimiliki saat ini baru 200 judul (pengadaan sendiri dan bantuan donatur) berisi dongeng bergambar, fiksi anak, Sains dan pengetahuan lainnya.  Materi buku kami lebih diutamakan kepada isi yang mengajarkan budi pekerti, moral agama, ketrampilan dan kreatifitas anak.
7.       Kontak person : 021 91598490 - 087881886213
     





BENTUK DONASI (BANTUAN)

Kami mengundang kepedulian Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mendonasikan sebagian rejekinya pada Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu, baik secara perorangan atau atas nama perusahaan/instansi (corporate).

Kami menawarkan 3 (tiga) nilai donasi masing – masing bernilai ;
1.      Paket donasi sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu Rupiah), sebagai bentuk apresiasi (reward) kami akan menempelkan pada cover buku yang kami beli, nama/photo donatur Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu.
2.      Paket donasi sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah), sebagai bentuk apresiasi (reward) kami akan memberikan souvenir berupa Kaos donatur Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu dan menempelkan photo atau nama donatur/instansi/perusahaan pada sarana baca dan buku bacaan yang kami beli.
3.      Paket donasi sebesar Rp. 1.000.000,- (Satu Juta Rupiah), sebagai bentuk apresiasi (reward) kami akan memberikan souvenir berupa Kaos donatur Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu dan menempelkan photo atau nama donatur/instansi/perusahaan pada sarana penunjang Taman Bacaan dan buku bacaan yang kami beli serta pada blog kami di http://tbagudangilmu.blogspot.com selama 6 bulan.

Sebagai bentuk pertanggung jawaban atas donasi yang diberikan, kami akan menyampaikan laporan setelah pembelian sarana baca dan buku bacaan pada kesempatan pertama senilai donasi yang diberikan.


PENUTUP

Adanya kegiatan dan program di Taman Bacaan Gudang Ilmu merupakan salah satu bentuk kepedulian, bersifat bebas dan terbuka untuk semua warga.  Dilakukan secara mandiri dan tidak terikat. Semoga dengan adanya wadah dan kegiatan ini dapat mendorong inisiatif-inisiatif setiap masyarakat untuk turut serta menanamkan kesadaran dan bertanggungjawab terhadap meningkatkan minat baca anak-anak.

Demikian proposal ini kami buat dengan harapan dapat memberikan gambaran program dan kegiatan yang sedang dan akan kami laksanakan. Dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Pengelola Taman Bacaan Anak
“ Gudang Ilmu “


Teguh Iman Santoso

KOLEKSI BUKU BARU BULAN INI


Bulan Juni 2011 ini bertambah lagi koleksi buku di Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu.  Buku ini kami hadirkan untuk menambah bahan bacaan dalam rangka mengisi waktu liburan anak sekolah.    Sehingga waktu liburan ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan mereka.  Koleksi buku baru diantaranya :


1.         Seri Sains Pengenalan Logam yang terdiri dari 8 buah judul buku dengan masing-masing judul berisi tentang pengenalan jenis-jenis logam diantarannya ;Timah, Aluminium, Tembaga, Seng, Emas, Perak, Besi dan Raksa (Merkuri).  Buku ini diterbitkan oleh Bestari Kids.  Narasi disampaikan dengan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) dengan ilustrasi gambar yang menarik di setiap halamannya.  Buku ini cocok sebagai bahan bacaan anak usia 5 s/d 7 tahun atau bagi anak yang baru lancar membaca karena menggunakan rangkaian narasi yang pendek.  Sebagai tokoh utama profesor Teno, Mongki, Bani dan Pusi dengan olah cerita berbentuk Fabel diharapkan membangun imajinasi anak.











2.            Seri Sains Teknologi Daur Ulang yang terdiri dari 10 buah judul buku dengan masing-masing judul berisi tentang pengenalan teknologi untuk mendaur ulang sampah atau limbah organic dan non organic, diantaranya ; Kertas, Plastik, Kaca, Logam, Tekstil, Baterei, Kayu, Komputer dan Sampah Organik menjadi kompos. Buku ini diterbitkan oleh Bestari Kids.  Narasi disampaikan dengan dua bahasa (Indonesia dan Inggris) dengan ilustrasi gambar yang menarik di setiap halamannya.  Buku ini cocok sebagai bahan bacaan anak usia 5 s/d 7 tahun atau bagi anak yang baru lancar membaca karena menggunakan rangkaian narasi yang pendek. Sebagai tokoh utama Tiko, Dobi, Rebo, Bebi dan Sasa dengan olah cerita berbentuk Fabel diharapkan membangun imajinasi anak.  Melalui buku ini diharapkan anak mengenal cara dan jenis barang apa saja yang dapat di daur ulang sehingga dapat dimanfaatkan kembali dalam upaya mengenalkan anak pada upaya penyelamatan lingkungan.
Selanjutnya kami mengharapkan bantuan segenap pihak untuk membantu kami dalam menambah koleksi buku bacaan anak melalui program donasi “Buku Sahabat Anak”

Senin, 20 Juni 2011

Buka Wawasan dengan Gerobak Baca

Kemajuan bangsa dan pencapaian kesejahteraan sosial ekonomi, tak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Sumber daya manusia berkualitas, memiliki ketrampilan dan pengetahuan, serta menguasai teknologi akan dilahirkan dari dunia pendidikan yang memadai pula.
Ironisnya, program wajib belajar pendidikan dasar yang telah berjalan lebih dari dua dasawarsa, hingga kini fasilitas penunjang program pencerdasan bangsa itu, seperti ruang kelas, buku-buku pelajaran, maupun referensi pustaka lainnya, belum terpenuhi secara maksimal. Di beberapa tempat masih dijumpai anak-anak yang menempuh pendidikan dasar, bersekolah di tempat yang sangat bersahaja, dengan fasilitas penunjang seadanya.
Adalah sosok Anisa, seorang anak perempuan berusia 11 tahun asal Desa Tegal Rejo, Pekalongan, Jawa Tengah. Anak keempat dari enam bersaudara ini, setiap hari membantu ibunya, Mak Inah, yang mencari nafkah sebagai tenaga lepas pada salah satu industri rumah tangga pembuatan kain batik. Upah ibunya sebagai tukang nyoret batik, istilah setempat, digabung dengan upah sang ayah sebagai penarik becak, tak lebih dari 10 ribu rupiah sehari. Uang itu digunakan untuk menghidupi Anisa dan ke-5 saudaranya. Penghasilan yang jauh dari mencukupi itu, tentu tak bisa memenuhi keinginan gadis cilik ini untuk membeli buku, sekedar untuk menambah pengetahuan lain.
Kondisi memprihatinkan seperti yang dialami oleh anak-anak dari keluarga pra sejahtera itu, membuat nelangsa hati Sri Widiati.

Bersama suami dan dua orang anaknya, Sri Widiati tahun 1985 mendirikan perpustakaan kecil di rumahnya, di kawasan Panjang Wetan, Pekalongan Utara, berdekatan dengan perkampungan nelayan. Sebagai wujud bakti kepada sang ibu, perpustakaannya ia beri nama seperti nama ibundanya, Dimurti. Koleksi awal sebanyak 96 buku, sebagian besar berupa buku cerita anak-anak, beberapa majalah anak, serta buku-buku umum.
Bagi mereka yang meminjam buku-bukunya, tidak dikenakan biaya apapun. Saat itu yang penting bagi wanita kelahiran Yogyakarta 50 tahun silam ini, adalah menumbuhkan minat baca di kalangan anak-anak nelayan. Karena bukan hal yang mudah untuk memberi pengertian kepada mereka, akan pentingnya membaca untuk mendapatkan ilmu pengetahuan.
Setelah berjalan cukup lama, usaha keras Sri Widiati mulai menampakkan hasil. dari tahun ke tahun, pembaca di perpustakaannya semakin bertambah, begitu pula dengan jumlah buku koleksinya. ibu dua anak yang juga bekerja sebagai pegawai negeri sipil kantor Pemda Kota Pekalongan ini, menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menambah koleksi perpustakaannya.
Lima tahun kemudian timbul gagasan di benak Sri Widiati untuk lebih mendekatkan minat baca masyarakat,dengan cara mendatangi pembaca secara aktif. Ide ini timbul setelah koleksi pustaka semakin banyak, sementara tempat penyimpanan tak memadai lagi. Tercatat hingga november 2004, terdapat koleksi buku fiksi dan non fiksi sebanyak 5.204 eksemplar, serta 2.015 eksemplar majalah.
Digunakannya nama gerobak baca, adalah untuk menarik masyarakat mendekati. Gerobak adalah nama yang merakyat, dan merupakan benda yang unik, serta menarik dari segi bentuknya. Dari segi perawatan, tak memerlukan perawatan khusus. Awalnya, Sri Widiati meluncurkan dua unit gerobak baca, masing-masing memiliki koleksi buku hingga 50 eksemplar. Gerobak baca ini pengelolaannya dipercayakan kepada kelompok-kelompok baca yang masuk dalam jaringan perpustakaan masyarakat di Pekalongan. Dari data pengunjung, tercatat hingga 300 orang yang mendatangi gerobak baca ini setiap bulannya. Dan setiap dua minggu hingga satu bulan sekali, buku-buku di gerobag baca ini ditukar dengan koleksi yang lain.

Sri Widiati, berkeinginan untuk terus mengembangkan gerobak baca-nya. Sayangnya masalah biaya menjadi kendala. Untuk satu gerobag baca, setidaknya dibutuhkan biaya pembuatan sebesar 750 ribu rupiah, belum termasuk koleksi buku-bukunya. Sri Widiati menaruh harapan besar, gerobak baca-nya ini di masa mendatang, akan terus dikembangkan. Tak hanya tersebar di kota Pekalongan saja, ia juga ingin mengembangkannya ke luar daerah. Ia optimis, budaya baca di kalangan generasi anak-anak akan terus tumbuh. Dengan daya pikir yang kreatif, banyak cara untuk mencerdaskan anak bangsa, salah satunya melalui gerobak baca, sang jendela dunia.
PERPUSTAKAAN DIMURTI / GEROBAK BACA Perum Bina Griya Jl. Mangga No. 315 Pekalongan 1111

Jumat, 06 Mei 2011

TBM@MALL di Depok Terbaik dan Terlengkap

TAMAN Bacaan Masyarakat di Mall atau TBM@Mall akhirnya berdiri di Kota Depok, Kamis lalu di Depok Town Square. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan Nasional meresmikan pendirian TBM@Mall ke 23 tersebut yang merupakan TBM terbesar di Indonesia.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal, Hamid Muhammad menyatakan kebanggannya atas kehadiran TBM@Mall di depok. ”TBM@Mall ini merupakan langkah nyata mencerdaskan bangsa ketimbang berwacana atau berdiskusi, semacam talkshow di televisi, ” ujarnya.
Menurut Hamid, TBM@Mall di Detos ini merupakan TBM@Mall terbesar dari sisi luas, terlengkap dalam koleksi buku, dan berlokasi paling strategis dibanding TBM@Mall lainnya yang sebelumnya sudah berdiri di Jakarta, Bandung, Serang, Surabaya, Mataram, Binjai, dan lainnya.
TBM@Mall di detos ini berada di lantai 3, satu lantai dengan food court, tempat billiar dan arena rekreasi pengunjung mall. Dalam TBM yang juga berfungsi sebagai Balai Belajar Bersama ini, pengunjung tidak hanya dapat membaca berbagai buku pengetahuan dan terapan, tapi juga bisa belajar fotografi, memasak, merajut, dan berbagai keterampilan lainnya. Dikatakan Hamid, TBM@Mall merupakan salah satu program Kemendiknas untuk meningkatkan budaya baca masyarakat Indonesia. ”Membudayakan kebiasaan membaca masyarakat Indonesia susah sekali. Rakyat kita lebih senang dengan budaya berbicara daripada membaca,” katanya.
Hamid menggambarkan, skor rata-rata kemampuan membaca remaja Indonesia adalah 402, dibawah skor rata-rata negara yang termasuk Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). ”Indonesia menempati ranking ke 57 dari 62, dibawah Montenegoro, Yordania, dan Tunisia,” lanjutnya.
Maraknya acara talkshow di statiun televisi, lanjut Hamid, merupakan cermin budaya berbicara lebih kuat di masyarakat Indonesia ketimbang budaya membaca.
Informasi beroperasinya TBM di Depok Town Square Mal, cepat meluas. Apresiasi pengujung pusat perbelanjaan modern terhadap fasilitas itu cukup tinggi. Diamdiam warga yang datang itu punya sederet alasan. Ada yang sekadar ingin tahu, bersantai sampai mendalami aktivitas di TBM. ”Saya dengar dari teman-teman, di mal ini ada perpustakaan. Begitu saya datangi, ya…lebih menarik,” papar Suryono, warga Cilodong, Depok. Ayah satu putra ini sengaja datang ke TBM Mal bersama putranya, Gilang.
Karena anak semata wayangnya itu sangat gemar membaca buku. Terlebih jenis komik. ”Kalau saya bawa ke toko buku kan, nggak enak. Buku untuk dijual kok dibaca-baca. Nah, di TBM ini bisa baca sambil santai. Lumayan liburan murah,” terangnya sambil tersenyum. Berbeda pula pendapat pengunjung lainnya. Mereka memilih datang ke TBM Mal untuk mencari tahu kegiatan yang disediakan. Ada pula yang mencari literatur tambahan bagi penyelesaian tugas kuliah. ”Kalau ke mal sudah sering. Denger ada mal yang punya taman bacaan. Penasaran dan coba cek. Ternyata seperti ini,” tegas Desy Humairah, mahasiswa Uhamka, Jakarta. Kedatangan mahasiswa psikologi ke Kota Depok itu awalnya mengunjungi perpustakaan UI. Tapi melenceng ke TBM Mal. ”Kreatif idenya. Saya rasa ini cocok buat alternatif kunjungan ke mal,” ungkapnya sambil kembali mencari buku.
Memang TBM Mal terasa unik. Tak hanya fasilitas dan suasana yang nyaman, tapi ada sederet aktivitas komunitas yang ikut dompleng di TBM Mal tersebut. ”Ada kursus menyulam, melukis buat anakanak, menulis sampai fotografi,” jelas Fauzie, pengelola TBM Mal Detos. Pesertanya pun, terang dia, beragam. Beberapa kegiatan itu dikategorikan berdasarkan usia. Sehingga proses diskusi dan pemberian materi menjadi lebih mudah. Hasil karya komunitas itu pun, sambung dia lagi, banyak dipamerkan. Setidaknya menghiasi dinding dan ruang di TBM mal. Agar pengujng lain dapat melihat karya komunitas kreatif TBM Mal. Dengan kegiatan tersebut, Fauzie mengharapkan alasan mengunjungi TBM Mal semakin banyak. Tidak hanya mencari literatur, membaca buku, bersantai dan sekedar mencari informasi saja. ”Pengunjung harus punya banyak alasan datang ke sini. Itu yang membuat mereka jadi lebih betah dan nyaman di TBM Mal,” cetusnya.
Kemdiknas menargetkan lima ribu taman bacaan akan didirikan di ruangruang publik, terutama mal. “Kami akan membangun perpustakaan, termasuk taman bacaan di pusat-pusat keramaian, seperti mal-mal, dan pusat bacaan masyarakat di beberapa daerah,” ujar Dirjen Pendidikan Formal, Informal, dan Nonformal Kemdiknas Hamid Muhammad. Hamid menambahkan selain untuk meningkatkan minat baca, upaya itu juga merupakan solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan menjangkau buku-buku yang harganya terbilang mahal. Hingga saat ini, jumlah taman bacaan di mal yang dikenal dengan Taman Bacaan Masyarakat @Mall (TBM@Mall) itu telah mencapai 24 unit dan tersebar di beberapa daerah di Tanah Air.
Pendirian TBM@Mall itu, menurut Ella Yulaelawati, Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kemendiknas, dimaksudkan pula untuk “mendekatkan” buku kepada masyarakat, terutama remaja. Alasannya cukup sederhana, berdasarkan survei diketahui bahwa 50 persen pengunjung mal adalah kalangan remaja. Meskipun sasaran utama TBM@ Mall para remaja, di tempat itu disediakan pula kids corner, yakni fasilitas bermain anak-anak yang edukatif.
Fasilitas itu juga terbuka bagi anakanak luar sekolah dan anak jalanan yang ingin singgah sementara untuk membaca buku atau dapat pula digunakan sebagai galeri pameran. Menurut Hamid, pengelolaan TBM@Mall itu diserahkan pada pihak Kemdiknas bekerja sama dengan beberapa mal dan yayasan. Adapun pihak yang ditunjuk sebagai konsultan dalam pendirian dan pengelolaannya adalah Hughes International Foundation. Menurut Dewi Hughes, pemilik yayasan yang juga aktivis pendidikan dan anti perdagangan manusia, sudah saatnya dilakukan terobosan baru yang kreatif untuk mendongkrak minat baca masyarakat.   Saat ini, Mal sudah menjadi pusat peradaban.