Program donasi BUKU SAHABAT ANAK melalui rekening Bank BRI Unit Sumur Batu Kemayoran No. Rekening 0785-01-000864-50-7 An. Teguh Iman Santoso

Kamis, 24 Februari 2011

Kiat Mendirikan Taman Bacaan

Membuat taman bacaan sendiri ? Wow ! Membayangkan kalimat ini, yang muncul selalu sederet kerjaan jelimet yang sulit diwujudkan, antara lain uang dari mana buat beli buku-buku, tempat strategis yang tentunya mahal, bagaimana menggaji pengurus dan penjaga tiap hari, dan sebagainya. Padahal ada cara gampang bikin taman bacaan. Kalau mau ditekuni, membuat taman bacaan ternyata tidak sulit-sulit amat. Yang diperlukan Cuma mengubah bayang-bayang besar soal taman bacaan menjadi sesuatu yang sederhana.

Pertama, jangan berfikir muluk tentang Taman Bacaan. Langkah awal ini penting untuk mengukur antara kemampuan yang dimiliki dengan cita cita yang mau diwujudkan. Dan jangan pernah membandingkan antara taman bacaan yang mau dibangun dengan perpustakaan besar yang pernah dikunjungi. Karena ini bisa memperbesar kesenjangan antara keinginan dengan kemampuan.
Beberapa taaman bacaan yang berhasil justru dimulai dari sarana yang sederhana dan mudah terjangkau. Misalnya pengalaman Santi Soekanto dengan Stasiun Bukunya yang bermula dari ruang tamu rumah kontrakan berukuran empat kali empat meter persegi, juga, Gola Gong dengan Pustakaloka Rumah Dunianya yang dibangun di kebun belakang rumahnya . atau seperti saya dengan Taman Bacaan Anak “Gudang Ilmu” yang menggunakan ruangan kerja saya.

Fakta dan pengalaman diatas menunjukkan bahwa membuat taman bacaan yang diperuntukkan untuk kemaslahatan masyarakat disekitar bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana. Yang penting semangat untuk memberikan sesuatu untuk warga di lingkungan sekitar. Apalagi kalau bukan wawasan dan pengetahuan. Adakan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar tentang maksud dan tujuan pendirian taman bacaan yang akan dibuat. Libatkan mereka untuk mendukung taman bacaan ini mulai dari perencanaan sampai dengan pembiayaan. Komunikasi dengan masyarakat penting agar tidak menimbulkan salah penafsiran apalagi curiga kalau taman bacaan ini punya agenda politik praktis.

Bagaimana mendapatkan buku-buku bahan bacaan ?.
Pengadaan buku-buku bacaan dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti yang akan saya uraikan dibawah ini. Sebelum melaksanakan pengadaan koleksi buku bacaan, kiranya penting dilakukan adalah seperti apa koleksi buku yang disediakan. Perencanaan ini penting, karena harus mempertimbangkan segmentasi pembaca dari taman bacaan yang kita buat. Apakah taman bacaan kita khusus untuk anak-anak (Taman Bacaan Anak), kalangan pelajar atau mahasiswa atau taman bacaan dengan segmentasi pembaca umum (Taman Bacaan Masyarakat).
Peluang untuk mendapatkan buku bahan bacaan bisa mengambil contoh yang dilakukan oleh Ida Sitompul dengan Taman Bacaan Arcamanik di Komplek Arcamanik Bandung, ia dan pengurusnya bergerilya dari pintu ke pintu di komplek tersebut untuk mengkampanyekan idenya mendirikan perpustakaan komunitas. Hal ini dilakukan Ida karena ia yakin mayoritas warga komplek Arcamanik berpendidikan itu, pasti punya buku. Tinggal masalahnya bagaimana melakukan pendekatan untuk mereka mau menyumbang. Bisa juga dilakukan seperti sebuah Taman Bacaan di Pancoran Jakarta Selatan, yakni dengan mencantumkan nama si penyumbang di pojok sampul buku. Perpustakaan Cindelaras Rembang yang digagas oleh Trini memiliki program “Oleh-Oleh Buku”, yaitu bahwa setiap anak muda yang merantau ke kota besar di Indonesia kalau pulang kampung diminta membawa oleh-oleh buku yang disumbangkan. Pengelolaan dan kegiatan Perpustakaan Cindelaras di serahkan ke Karang Taruna dengan arahan dari Trini di Jakarta. Pustakaloka Rumah Dunia (PRD) dimulai dari koleksi pribadi keluarga Gola Gong. Taman Bacaan Anak “Gudang ilmu” buku-bukunya dimulai dari koleksi keluarga, kemudian bantuan dari jaringan pertamanan melalui situs jejaring social Facebook dan relawan yang peduli, karena TBA Gudang Ilmu dengan segmentasi pembaca anak-anak sering mendapat donasi buku yang kurang cocok dengan pembaca anak-anak, oleh pengelola (saya) buku-buku tersebut dijual untuk membeli buku yang sesuai.

Bagaimana menjaring pengunjung/pembaca di Taman Bacaan yang kita buat ?.
Minat dan budaya membaca untuk masyarakat Indonesia pada umumnya masih sangat rendah. Terutama minat dan budaya membaca dikalangan anak-anak. Khusus untuk Taman Bacaan dengan segmentasi pembaca anak-anak dapat disiasati dengan berbagai cara, misalnya ; membuat ruangan taman bacaan dengan warna-warna menarik, tambahkan hiasan/ornament yang disukai anak, sediakan alat permainan edukatif kalo perlu sediakan juga crayon, kertas gambar, gunting, lem dan lain-lain. Tidak kalah pentingnya adalah dengan membuat kegiatan lain selain membaca untuk menghindari kejenuhan anak, misalnya ; mewarnai gambar, membuat puisi, membuat aneka kreatifitas, bermain dengan sains, read loud (membacakan buku cerita) atau story telling (mendongeng).

Bagaimana strategi mengembangkan Taman Bacaan ?.
Strategi utama adalah pembaruan dan peningkatan koleksi bacaan. Cara yang paling gampang adalah dengan merogoh kocek pribadi setiap bulan untuk membeli koleksi buku baru, apabila belum memilik donatur tetap.
Berikutnya adalah menyebarkan kegiatan Taman Bacaan tersebut ke media maupun kenalan anda sehingga akan menarik donatur. Lakukan pendokumentasian kegiatan, baik berupa photo maupun video. Bisa juga anda mengirimkan proposal ke penerbit majalah/buku maupun ke yayasan yang bergerak dalam bidang perbukuaan. Saat ini berbagai perusahaan besar memiliki program donasi untuk mengembangkan kegiatan pendidikan dan taman bacaan melalui program Coorporate Social Responsibility (CSR).
Namun yang paling penting adalah usaha dan kreatifitas anda untuk menjadikan taman bacaan yang dikelola bukan hanya sekedar menjadi tempat membaca dan meminjam buku tetapi juga menunjukkan kegiatan kretifitas lain dan menampakkan hasil yang terus meningkat. Kombinasi prestasi kegiatan dan publikasi yang baik akan membawa perkembangan gradual pada taman bacaan sehingga tidak mandeg atau mati.

Ditulis dan diolah dari berbagai sumber oleh : Teguh Iman Santoso
Pengelola Taman Bacaan Anak Gudang Ilmu
Gg. Perjuangan II RT 003/05 No. 37 Kel. Sunter Jaya Jakarta Utara.

8 komentar:

  1. Terima kasih atas tulisannya mas. saya berminat mendirikan taman baca di daerah sekitar saya bekerja sekarang. pertanyaan awal saya persis seperti yang mas ulas di posting ini. membantu sekali. terima kasih banyak ya mas
    sukses selalu untuk taman baca-nya

    BalasHapus
  2. sekarang sedang menyebarkan virus itu di daerah pedalaman meratus pak. mohon doanya.

    BalasHapus
  3. Terimakasih atas infonya pak :) saya sudah berniat membuat taman bacaan,tapi masih terbentur dgn lokasi dan koleksi buku saya yg kebanyakan bacaan untuk remaja
    mohon sarannya pak gimana caranya :)

    BalasHapus
  4. nice info..cukup membantu saya yang juga lagi berniat membuat taman baca

    BalasHapus
  5. Trims infox, postinganx adalah jawaban apa yang saya sedang lakukan ...mhon do'ax...

    BalasHapus
  6. Terimakasih atas tulisannya, semoga dapat membantu kegiatan kkn kami.

    BalasHapus
  7. Succes pak Teguh, semoga makin berkembang,, mohon info jika bapak ada Link untuk Donatur Buku2 bacaan (tidak harus baru) yang penting layak baca, kebetulan saya juga punya "Rumah Baca" tapi koleksinya masih minim,, (Setyaning_akemoms@yahoo.com)

    BalasHapus
  8. Makasih mas Teguh. Tulisan ini sangat membantu saya untuk menerapkan mimpi membangun rumah baca di Sumba (NTT).
    Kalau ada link untuk donasi buku mohon di share ya. Buku apa saja, asal masih layak untuk dibaca. Soalnya koleksi buku saya masih minim 😅
    (ariswada@gmail.com)

    BalasHapus